Sabtu, 19 Desember 2009

PostHeaderIcon hemodialisa

Seputar Hemodialisa

Fungsi utama dari ginjal adalah sebagai organ pembersih darah. Darah yang mengalir ke ginjal mengangkut bahan-bahan buangan/limbah hasil dari pembakaran dalam tubuh. Bahan ini dikeluarkan dari ginjal melalui proses filtrasi/penyaringan. Ginjal yang sehat akan mempunyai daya filtrasi 120 cc/menit.
Beberapa jenis penyakit dapat menurunkan fungsi ginjal, baik yang bersifat sementara maupun tetap. Penurunan fungsi ginjal hanya dapat ditolerir oleh tubuh sampai batas tertentu. Bila mana fungsi ginjal telah menurun sedemikian buruknya, maka disebut Gagal Ginjal Terminal (GGT).

Apa yang akan terjadi jika fungsi ginjal telah mengalami gangguan? Kegagalan fungsi pembersihan akan mengakibatkan menumpuknya bahan-bahan buangan di dalam tubuh. Bahan ini sebagian besar berupa sampah nitrogen yang disebut toksin uremik. Menumpuknya toksin uremik mengakibatkan gejala keracunan yang disebut uremia. Gejala uremia ditandai dengan dengan mual, muntah, nafsu makan menurun, cegukan, gatal, lemas, gerakan tanpa disadari pada tungkai dan lengan serta bau nafas yang khas. Pada kasus-kasus yang berat dapat terjadi koma/penurunan kesadaran.

Menumpuknya air dalam tubuh akibat kegagalan dalam mengeluarkan cairan dari badan akan menyebabkan bengkak (edema) di seluruh badan, sesak nafas, tekanan darah tinggi dan gangguan fungsi jantung. Kondisi ini tidak bisa lagi diatasi dengan obat-obatan melainkan harus sudah menjalani cuci darah (hemodialisa) secara teratur atau menjalani tranplantasi ginjal/cangkok ginjal.

Cuci darah adalah proses pemisahan darah dari unsur-unsur yang tidak normal (racun) di dalam darah akibat terganggunya fungsi ginjal. Prinsip daripada cuci darah adalah penyeimbangan komposisi darah sehingga menjadi normal.
Hemodialisa mulai dilakukan bila kondisi yang disebabkan oleh tidak berfungsinya ginjal telah berada pada tingkat yang mengancam jiwa. Ancaman tersebut dapat berupa kelebihan air (edema) yang tidak bisa dikeluarkan tubuh oleh karena fungsi ginjal rusak. Sebagai akibatnya fungsi jantung dan paru akan menjadi terganggu. Tertimbunnya toksin/racun akan dapat mengganggu fungsi semua organ tubuh terutama otak. Sebagai akibatnya penderita mengalami mual-mual, muntah, koma dan kejang-kejang.
Beberapa parameter laboratorik yang sering digunakan sebagai patokan untuk dilakukan hemodialisa adalah kadar ureum >= 20 mg/dl atau kadar kreatinin >= 8 mg/dl atau kalium >7 meq/l yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan. Pada penderita gagal ginjal akibat penyakit kencing manis sebaiknya hemodialisa dilakukan lebih dini.
Pertanyaan yang seringkali muncul adalah berapa kali dan berapa lama saya sebaiknya menjalani hemodialisa? Pada prinsipnya, ginjal adalah bekerja terus menerus selama 24 jam sehingga semakin sering hemodialisa dilakukan pada dasarnya semakin baik. Namun, teknik hemodialisa membatasi orang untuk menjalani hemodialisa sepanjang hari. Pada GGT umumnya menjalani hemodialisa sebanyak 2-3 kali seminggu.

Diet
Diet pada gagal ginjal berguna untuk mengurangi gejala uremia, mencegah kurang gizi, dan menghambat pemburukan fungsi ginjal. Konsumsi protein harus dikurangi sekitar 2/3 dari normal, yakni 0,55 – 0,69 g/kgbb/hari, oleh karena pemecahan protein akan membebani ginjal. Protein lebih diutamakan adalah yang bersumbaer dari protein hewani.
Kebutuhan cairan (minum) disesuaikan dengan banyaknya air badan yang keluar. Secara praktis, jumlah cairan yang diminum (selama 24 jam) = jumlah air kencing (selama 24 jam) + 500 cc.
Penderita yang menjalani hemodialisa, umumnya dapat makan dengan bebas. Bila hemodialisa dilakukan dengan adekuat, akan menjamin nafsu makan yang optimal dari penderita, dan bebas dari rasa mual. Bila penderita tidak bisa buang air kencing atau buang air kencing sedikit sekali, minum penderita harus dibatasi. Penderita dianjurkan untuk tidak minum lebih dari 1 liter sehari.
Bila hemodialisa dilakukan dengan tidak adekuat (frekuensi hemodialisa kurang dari yang dianjurkan), penderita hendaknya mengatur makanannya dengan mengurangi protein nabati seperti kacang-kacangan, tahu, tempe. Hendakya lebih mengutamakan protein hewani seperti daging, telur, susu. Makanan yang banyak mengandung kalium seperti pisang ambon atau air kelapa muda sedapat mungkin dihindari. Kadar Kalium yang tinggi dalam darah akan membahayakan jantung.

Keluhan menjalani hemodialisa
Seringkali penderita yang menjalani hemodialisa mengeluhkan rasa gatal. Sekitar 85% penderita mengeluh rasa gatal ringan sampai berat. Rasa gatal tersebut bisa disebabkan oleh penyakit ginjal itu sendiri, dapat pula oleh karena proses hemodialisa. Menumpuknya bahan buangan seperti nitrogen/mineral tertentu di kulit diyakini sebagai penyebab rasa gatal. Reaksi alergi terhadap benda asing selama proses hemodialisa dapat pula mengakibatkan rasa gatal.
Dengan cara berjemur di bawah sinar matahari pagi yang kaya akan sinar ultra violet dapat menurunkan keluhan rasa gatal. Untuk yang keluhan yang parah dapat dibantu dengan obat golongan anti histamin.
Cara Mengganti Template di New Blogger


new blogger template berbeda dengan template classic, proses mengganti template juga lebih mudah. Hanya saja perlu download template baru yang ada, kemudian upload lewat account blogger.

Cara Mengganti template di new blogger:

Yang sudah pakai New Blogger Template
Login ke blogger.com, setelah masuk ke dashboard, pilih blog yang ingin kamu ganti templatenya. Klik pada link Layout.
Setelah halaman Template terbuka, pilih sub menu Edit HTML
Sekarang upload fil .xml yang udah kamu download, Klik tombol Browse dan cari dimana file .xml kamu simpan, kemudian klik tombol Upload

Yang masih mamakai Classic Template, mau pakai yang new blogger template
Login ke blogger.com, setelah masuk ke dashboard, pilih blog yang ingin kamu ganti templatenya. Klik pada link Template.
Setelah halaman Template terbuka, pilih sub menu Customize Design
Klik Tombol Upgrade Your Template dan pilih salah satu template yang ada, kemudian klik tombol Save Template

Jadi code nya seperti make classic template, cukup upload dan templatemu langsung berubah. Ingat, selalu backup/ download template yang dipakai sebelum mengganti dengan template baru.


Ganti Template Blogspot Anda
TUTORIAL BLOGGER
Ganti Template Blogspot Anda
Cara Mengganti Template Blogspot
Memindahkan Blogspot ke Domain Pribadi

Tulisan ini akan memberitahukan pada Anda bagaimana caranya mengganti template blog pada blogspot standar Anda menjadi template pilihan kesukaan. Tentunya pertama kali Anda harus men-download terlebih dahulu template-template khusus untuk blogger yang tersedia banyak sekali di Internet. Beberapa alasan kenapa saya menyarankan Anda mengganti template bisa dibaca disini.



Silakan tanya Mbah Google dengan keyword: “free blogger templates“, temukan yang paling Anda sukai dan biasanya akan dijelaskan sedikit bagaimana cara men-setup-nya pada blogspot Anda. Umumnya template tersebut sudah bisa langsung digunakan namun tidak semua template bisa langsung digunakan. Apabila template tersebut tidak bisa digunakan biasanya hal ini disebabkan versi template Anda adalah versi
bahasa Indonesia maka letak dan posisinya adalah sama).

Langkah 1:

Pilih menu Layout - Edit HTML



Langkah 2:

Klik tombol Browse, cari lokasi penyimpanan file .xml Anda. Dalam contoh ini saya memakai template Grey Press Blogger (grey_press_blogger.xml)



Langkah 3:

Klik tombol Upload, pastikan tidak ada error seperti terlihat pada gambar di bawah



Langkah 4:

Klik tombol SAVE TEMPLATE



Silakan lihat perubahannya, sebelumnya:



Berubah menjadi:


Apa Saja yang Berubah Signifikan?

PostHeaderIcon Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Resiko Tinggi dengan TBC Paru

Tahap-tahap dalam proses keperawatan saling bergantung satu sama lainnya, bersifat dinamis disusun secara sistematis untuk menggambarkan perkembangan dari tahap-tahap yang satu ke tahap yang lain, dengan tahap-tahap sebagai berikut :

 

1.Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan, secara keseluruhan pada tahap ini semua data dan informasi klien dibutuhkan, dikumpulkan untuk pembentukkan masalah kesehatan dan keperawatan.

 

“Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil data secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya” (Tim Bagian Keperawatan Komunitas PSIK FK UNPAD, 2004 : 7)

 

a.Pengkajian Keluarga

1)Data Umum

Meliputi : Nama Puskesmas, Tanggal Pengkajian, Jarak untuk mencapai Puskesmas, Nama Kepala Keluarga, Umur, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Suku/bangsa, Alamat

 

2)Daftar Anggota Keluarga

Meliputi : nama anggota keluarga, hubungan keluarga, jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, keadaan kesehatan, KB dan Immunisasi

 

3)Data Khusus Keluarga

a)Type Keluarga

Menjelaskan mengenai type keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan type keluarga tersebut, dimana keluarga dengan type extended maka akan berpengaruh terhadap cara pengambilan keputusan untuk mengatasi TBC Paru pada anggota keluarganya.

 

b)Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan berdasarkan tingkat perkembangan anak tertua dari keluarga inti yang dikaji. Dalam hal ini bisa menentukan tingkat kedewasaan orangtua dalam mengambil keputusan untuk mengatasi TBC Paru.

 

c)Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi

Menjelaskan secara singkat mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi, hal ini perlu dikaji karena keluarga dengan TBC paru biayanya akan menyebabkan tidak terpenuhinya beberapa tugas perkembangan dalam keluarganya.

 

4)Keadaan Biologis Keluarga

a)Keadaan Kesehatan

Dalam keluarga yang salah satu atau beberapa anggota keluarganya ada yang menderita TBC Paru biasanya didapati adanya salah satu atau beberapa anggota keluarga yang sakit, baik itu sakit parah sehingga tidak bisa melakukan aktivitas sama sekali atau hanya sering menderita demam, batuk tapi masih bisa melakukan aktivitas sehari-harinya, sangat tergantung kepada berat ringannya keadaan penyakitnya.

 

b)Kebersihan Keluarga

Dalam hal ini perawat perlu mengkaji kebersihan tubuh setiap anggota keluarga, kebersihan rumah dan sekitarnya, karena data ini sangat mendukung terjadinya penyakit TBC Paru pada seluruh anggota.

 

c)Penyakit yang Sering Diderita

Perlu dikaji jenis penyakit apa yang biasa diderita oleh seluruh anggota keluarga, hal ini mengindikasikan adanya pemaparan panyakit yang sudah lama dan mungkin sudah menginfeksi pada semua anggota keluarga namun tidak dirasakan oleh keluarga, misalnya sering ditemukan demam, batuk-batuk, pada beberapa anggota keluarga.

 

d)Penyakit Kronis/Menular

Penyakit TBC Paru adalah salah satu penyakit yang penularannya sangat cepat, karena menular melalui udara (droplet), oleh karena itu sangat perlu dikaji ada tidaknya anggota keluarga yang menderita penyakit TBC Paru atau penyakit lain yang dapat ditularkan atau diturunkan melalui gen, karena keadaan kesehatan yang menurun akibat menderita suatu penyakit tertentu dapat menurunkan daya immunitas seseorang sehingga mempermudah terjadinya penyakit TBC Paru.

 

e)Kecacatan Anggota Keluarga

Dalam hal ini perlu dikaji ada tidaknya anggota keluarga yang mengalami kecacatan fisik atau mentalnya.

 

f)Pola Makan

Menjelaskan mengenai kebiasaan makan keluarga meliputi frekuensi makan dalam sehari, keseimbangan gizi, cara pengolahan dan penyajian makannya, hal ini menunjukkan ada tidaknya perhatian keluarga terhadap anggota keluarga yang sedangkan menderita TBC Paru, dimana penderita tersebut memerlukan pemberian makanan dengan diit Tinggi Kalori Tingggi Protein (TKTP), biasanya didapati menu makanan yang disajikan tidak lengkap, hanya ada nasi, sayu dan tempe atau tahu saja, kadangan hanya nasi dengan kerupuk atau gorengan, sehingga tidak ada zat gizinya

 

g)Pola Istirahat

Menjelaskan mengenai kebiasaan istirahat / tidur keluarga meliputi berapa jam berapa keluarga tidur dan adakah kendala yang mempengaruhi pola istirahat keluarga, karena keluarga dengan TBC PARU paru biasanya tidurnya akan terganggu karena batuk-batuk terus atau gerah karena berkeringat malam hari tanpa sebab apapun

h)Reproduksi / Akseptor KB

Menjelaskan mengenai jumlah anak, perencanaan pengaturan anak, metode KB yang digunakan dan masalah yang terkait dengan kesehatan reproduksi keluarga.

 

5)Psikologis Keluarga

a)Keadaan Emosi / Mental

Kecemasan akan timbul pada klien dan keluarga karena ketakutan penyakit bertambah parah dan menyebabkan kematian.

b)Koping keluarga

Mengetahui cara keluarga menyelesaikan masalah baik yang berhubungan dengan kesehatan maupun masalah lainnya yang bisa terjadi dalam suatu rumah tangga terutama dalam menghadapi anggota keluarga yang sedang menderita TBC Paru.

c)Kebiasaan Buruk

Keluarga yang di dalamnya ada anggota keluarga yang menderita TBC Paru pasti ada salah satu atau beberapa anggota keluarganya yang memiliki kebiasaan buruk, seperti merokok, minum minuman keras, dan kebiasaan buruk lainnya yang mempengaruhi terjadinya penyakit TBC Paru pada salah satu anggota keluarganya.

 

d)Rekreasi

Perlu ditanyakan bagaimana keluarga meluangkan waktu bersama untuk melakukan refreshing atau rekreasi baik yang sifatnya rutininitas maupun tidak rutin, baik yang bentuknya rekreasi keluar maupun rekreasi yang bisa dilakukan di dalam rumah, karena keluarga dengan TBC Paru biasanya lebih menarik diri dan merasa minder

 

e)Pola Komunikasi Keluarga

Menjelaskan mengenai cara keluarga berkomunikasi satu dengan yang lainya di dalam keluarga, terutama cara berkomunikasi anggota keluarga yang sakit TBC Paru dengan yang lainnya, yang biasanya mengalami gangguan, karena takut tertular.

 

f)Pengambil Keputusan

Menjelaskan mengenai siapa yang biasa berperan sebagi pengambil keputusan dalam keluarga terkait dengan kemampuannya dalam mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku atau dilakukan dengan cara lain, misal musyawarah keluarga. Data perlu perlu dikaji karena keluarga dengan masalah kesehatan TBC Paru sangat memerlukan kerjasama seluruh anggota keluarga dalam mengatasinya terutama para pengambil keputusan yang ada di keluarga, dimana keberhasilan program pengobatan sangat tergantung dari kerjasama dan perhatian para pengambil keputusan di rumah.

 

g)Peran Informal

Menjelaskan mengenai peran informal dari setiap anggota keluarga, misalnya penurut, motivator, inovator, diktator, dll. Hal ini perlu dikaji karena akan menentukan sejauh mana anggota keluarga berinisiatif untuk menentukan sikapnya dalam menanngani masalah TBC Paru yang dihadapinya masing-masing.